Rabu, 19 Juni 2013

SEJARAH NAMA DANAU SANO NGGOANG

       Kampung Nggoang terletak di atas sebuah bukit persis di sebelah barat dari Danau Nggoang .Konon ceritanya bahwa orang kampung Nggoang dulu menjadi penguasa wilayah bagian selatan Manggarai Barat .
Nama jabatan yang dipanggul adalah Gelarang /kepala wilayah setingkat di bawah raja .Yang menjadi Gelarang adalah orang pilihan karena mempunyai kelebihan termasuk mempunyai kesaktian yang luar biasa .
Jadi sebagai istana dari Gelarang tersebut adalah merupakan sebuah kampung yang disebut kampung Nggoang dan sebagai tempat pemandian Gelarang adalah sebuah danau besar yaitu Danau Sano Nggoang .


       Disebut Danau Sano Nggoang karena cerita nya sebagai berikut :
Sekali setahun biasanya istri Gelarang meminta kepada  suaminya untuk mandi di danau pada malam hari dan bertepatan pada malam jumat bulan Januari atau Februari dalam setiap tahun.Istri Gelarang lebih dari 1 orang dan istri yang pertama sebagai permaisuri disebut wina rungka(dalam bahasa Manggarai). Jadi wina rungka inilah yang biasanya minta untuk mandi di danau bersama sang suami.Dan untuk menujukan kasih sayang sang suami terhadap istrinya yang pertama itu sang suami menuruti kemauan istrinya.


       Selain mandi bersama juga sang istri meminta agar mengarung mengelilingi danau dengan mengendarai seekor naga besar yang sakti yang dikepalanya mengeluarkan api sehingga dapat menerangi jalur yang akan dilalui oleh Gelarang dan istrinya .Sedangkan di ekor naga mengeluarkan semprotan racun yang mematikan untuk mengantisipasi serangan musuh yang mengikuti mereka .Dan bila sang Gelarang bersama istrinya sudah sampai ditengah danau ,ini menjadi tontonan menarik bagi orang - orang yang ada di sekitar danau menyaksikan kobaran api bagai obor raksasa yang terpancar dari kepala sang naga.
Dengan demikian danau ini disebut Danau Nggoang(Danau Menyala)

      Semprotan racun yang keluar dari ekor naga mematikan semua mahluk hidup baik binatang maupun tumbuh-tumbuhan yang ada di danau itu.Oleh karena itu sampai sekarang di danau tersebut tidak ada hidup ikan atau belut selain itik dan kepiting.Itik liar jumlahnya puluhan ribu ekor demikian juga kepiting
kalau itik-itik itu tercium racun ,maka itik-itik itu berterbangan jauh menghindari bahaya racun yang keluar dari ekor naga sedangkan kepiting-kepiting cukup bertahan tetapi kerang-kerangnya berwarna merah seperti direbus air panas.
Sisa-sisa racun yang disemprotkan oleh naga besar itu agar tidak mengendap terlalu lama di danau ,maka dialirkan keluar melalui suatu sungai yaitu sungai mbelua yang bermuara ke utara yaitu ke wilayah Kempo.
Dan sungai-sungai yang akan bertemu dengan sungai mbelua ikan - ikannya mati akibat racun dari Danau Sano Nggoang .Bagi orang-orang yang ada disekitar sungai-sungai itu membawa keberuntungan karena panen raya ikan yang terjadi sekali setahun .

     Peristiwa itu terjadi sampai sekarang ,hanya bedanya masyarakat sekitar Danau Sano Nggoang tidak lagi melihat nyala api yang berkobar dari kepala sang naga seperti yang terjadi pada zaman dahulu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar